Part
1
Kita mengajar hanyalah ingin agar anak
murid kita mengerti dengan pelajaran yang kita sampaikan. Niat tulus untuk
menyiapkan generasi kedepan agar dapat bersaing dengan bangsa lain. Setidaknya
mereka mempunyai bekal untuk menjadi pegangan mereka kelak. Tapi terkadang ada
beberapa kejadian, anak-anak tidak care dengan
keadaan mereka sendiri. Belajar merupakan beban buat mereka. Diawali dengan ketidak
kesiapan mereka menerima pelajaran. Kita lihat mereka masuk kedalam kelas
dengan kondisi yang belum siap. Baju yang belum rapi, dandanan yang kusut, dan
ekspresi muka yang tidak mood. Berlanjut pada buku pelajaran, waduh, yang ini terkadang paling parah. Buku cacatan
yang tertinggal, buku tugas yang tidak dibawa, dan bahkan pena pun tidak punya.
Dan ketika belajar, anak-anak seperti inipun tidak akan mengikuti pelajaran
dengan baik.
Mungkin
dengan nasehat dan teguran, akan bisa merubah keadaan mereka. Jika dua hal tersebut tidak mempan terakhir mungkin dengan ancaman. Ancamannya bisa berupa hukuman atau panggil orang tua.
dengan nasehat dan teguran, akan bisa merubah keadaan mereka. Jika dua hal tersebut tidak mempan terakhir mungkin dengan ancaman. Ancamannya bisa berupa hukuman atau panggil orang tua.
Saya berharap ini hanya terjadi
disekolah saya, bukan disekolah bapak & ibu. Namun jika hal ini juga
terjadi ditempat bapak/ibu, berarti saya tidak sendirian.
Memang tidak semua siswa seperti
itu, dan kebanyakan pelakunya adalah siswa putra.
Sebenarnya saya tidak punya solusi
untuk mengatasi hal ini. Karena situasi dan kondisi kita tentu berbeda. Saya
hanya ingin berbagi saja. Terkadang saya merasa miris melihatnya, terbayang
dalam pikiran saya bagaimana kita ingin bersaing dengan negara lain kalau
generasi yang saya didik seperti ini. Ah,,,, itu terlalu muluk sepertinya, yang
sederhana saja. Bagaimana mereka membangun negerinya sendiri, membangun desanya kalau
mereka saja tidak peduli dengan diri mereka sendiri, terutama kepeduliaan
mereka dengan pendidikannya.
Mereka terkadang mengatakan bosan. Ah… apakah benar sekolah ini
begitu membosankan? Saya mencoba flashback ke masa-masa lalu saya. Ketika saya
masih seusia mereka. Memang benar, saya dulu juga merasakan apa yang mereka
rasakan saat ini. Sekolah ini terkadang begitu membosankan. Ya benar, sekolah
ini begitu membosankan.
Tapi setelah saya renungkan kembali,
apakah hal ini dapat kita benarkan? Sebegitu mudahkah kita ditaklukkan oleh
rasa bosan ini? Tidak, ini tidak dapat dibenarkan.
Jika menghadapi situasi yang
demikian tentunya kita sering menjadi bosan dan putus asa, sehingga proses
pembelajaran yang kita lakukan tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Untuk itu bapak dan ibu guru yang mulia, sebelum kita menghadapi
situasi yang demikian kita juga harus membentengi diri kita terlebih dahulu.
Salah satu caranya yaitu dengan membangun kesadaran dalam diri kita. Apa tujuan kita
berada disini? Mari sama-sama kita tata kesadaran dalam diri kita
sebelum kita memulai proses pembelajaran. Setelah kita mempunyai kesadaran yang
tidak tergoyahkan, selanjutnya membekali juga diri kita dengan motivasi yang
menggelora, agar kita bisa menularkan motivasi itu kepada anak didik kita.
Tidak semua murid dikelas tidak
care dengan diri mereka, banyak juga yang datang dengan penuh kesiapan. Dan
mereka pasti akan mengikuti pelajaran dengan fresh, dan tentu saja tidak LOLA
(loading lambat). Lalu apakah kita hanya fokus ke mereka saja dalam
menyampaikan materi pelajaran. Toh mereka-mereka inilah yang datang kesekolah
dengan tujuan untuk mencari ilmu. Lain dengan kasus yang diatas.
Terkadang saya juga berpendapat
seperti itu. Bukan salah saya kalau saya berpendapat dan bertindak seperti itu
bagi mereka yang tidak mengikuti pelajaran dengan baik tidak mengerti dengan
pelajaran mereka.
Berbagai pikiran berkecamuk dalam
diri saya. Antara beban moral dengan kondisi dikelas yang demikian rupa.
Saya fikir memang tidak tepat juga
jika kita mengabaikan mereka yang tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Namun
perlu diingat juga, bahwa siswa yang mengikuti pelajaran dengan baik dan faham
dengan pelajaran juga berhak untuk mendapatkan ilmu yang lebih. Mencari
keseimbangan diantara keduanya menjadi tugas kita bersama.
Dikarenakan seorang guru akan dapat
menyampaikan materi dengan baik jika didukung dengan kondisi kelas yang baik
juga. Sehingga menjadi tugas guru untuk mengondisikan kelasnya senyaman mungkin
dahulu. Untuk dapat melakukan hal itu tentunya tidak bisa kita lakukan dengan
instan atu dengan mudah. Kita perlu melakukan observasi tentang keadaan kelas
kita terlebih dahulu. Dan tentunya hal itu dapat kita lakukan dengan lebih baik
jika didukung dengan pengalaman dan pengetahuan tentang pembelajaran yang kita
miliki. Pengalaman dan pengetahuan itu tidak harus dengan lamanya jam terbang
kita dalam mengajar. Itu semua bisa kita peroleh dengan membaca buku yang
berhubungan dengan pembelajaran, baik itu tentang motivasi belajar, teknik
mengajar, metode pembelajaran, inspirasi mengajar, dan masih banyak yang lain
lagi.
Kita terkadang terfokus pada
penyelasaian materi belajar dalam satu semester. Pendapat saya pribadi,
tidaklah usah kita fokus pada mengejar penyelesaian materi. Untuk apa materi
habis kita sampaikan, tapi yang didapat anak-anak kita tidak ada? Biarlah
sedikit asal mereka mengerti. Dan bisa. Tanggung jawab kita saya rasa bukan
sekedar menghabiskan materi. Lebih dari itu, perkembangan akhlak anak didik
juga menjadi tanggung jawab kita sebagai seorang guru. Sehingga dikhawatirkan
jika kita fokus pada penyelesaian materi saja, pendidikan akhlak anak didik
kita menjadi terabaikan dan dikesampingkan. Padahal tujuan kita mendidik yang
terutama adalah memperbaiki dan meningkatkan akhlak mereka. Dan tentunya kita iringi
dengan membekali mereka dengan pengetahuan yang berguna, bukan sekedar teori saja,
amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar