Minggu, 13 Desember 2015

GuruTanpa Bekal



Profesi guru memang mulia, teramat mulia bahkan. Suatu profesi, yang dipundaknya dibebankan tanggung jawab untuk melahirkan anak-anak berprestasi yang bisa membangun bangsa. Suatu profesi yang mengajari dan membimbing kita untuk bisa menulis, membaca dan berhitung. Dan membantu kia untuk sanggup mengarungi samudra kehidupan yang luas ini. Menapaki masa depan penuh kesiapan. Menyambut masa depan dengan penuh percaya diri. Masa depan yang masih misteri, sanggup kita menyambutnya berkat sedikit sentuhan jari-jari lembut guru-guru kita.
Diakhir tahun 90an dulu sering muncul lagu seperti dibawah ini. Sebuah lagu pengakuan kita akan jasa para guru. Samar-samar saya masih ingat nadanya. Indah dan penuh makna.

“Kita jadi bisa menulis dan membaca
karena siapa
Kita jadi tau beraneka bidang ilmu
dari siapa

Kita jadi pintar dididik pak guru
Kita bisa pandai dibimbing bu guru
Gurulah pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara”

Sumber :meliriklagu.com

Layaknya tukang sulap mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Itulah sebenarnya yang dilakukan seorang guru. Tapi bukan sulap yang hanya sekedar ilusi atau tipuan mata saja, ini memang sulap yang nyata. Seorang guru memang mengubah hidup kita menjadi pribadi yang lain. Dan karena itu kita harus selalau berterima kasih kepada guru kita. Jangan lupa untuk selalu mendoakan beliau-beliau.

Tapi sayangnya, tugas sulap menyulap siswa yang dilakukan seorang guru terkadang dijalani dengan tidak membawa bekal yang cukup. Sehingga gagap dan latah dalam menjalankan aktivitas pembelajaran. Perjalanan yang kita jalani dengan membawa bekal yang kurang, pasti akan kita lalui dengan penuh keraguan. Agar kita bisa melaksanakan profesi ini dengan baik, alangkah baiknya jika kita menyiapkan bekal yang cukup, kalau bisa berlebih malah.
Ilustrasi. sumber gambar: purnama-bgp.blogspot.com
Sebenarnya bukan bekal teori yang tidak punya, atau kurang. Setidaknya ada empat bekal yang harus disiapkan oleh para guru.
  1. Perbaiki niat
Tidak bisa dipungkiri, terkadang motif kita yang pertama, atau kedua, atau ketiga, atau keberapalah. Motif kita menjalankan suatu pekerjaan adalah untuk mendapatkan sumber pendapatan. Dan itu juga yang mendasari kita menjalani profesi ini.

Dan kenyataan yang kita dapati tidak sepenuhnya hal itu dapat kita penuhi atau kita dapati dengan hanya menjadi seorang guru. Namun begitu kita tetap ingin menjalankan profesi ini. Agar kita tetap dapat menjalankan pekerjaan ini dengan penuh semangat, mari kita perbaiki niat kita. Niat kita adalah demi melahirkan generasi penerus bangsa, dengan atau tanpa penghargaan dari pihak manapun, cukuplah Allah yang menjadi saksi akan pengabdian ini. Untuk itu cukuplah Allah yang akan membalasnya, dan saya yakin balasan Allah lebih mulia, lebih besar dari apa yang manusia dapat berikan. Dan tentunya balasan Allah itu datang dengan cara-cara yang tidak kita ketahui sama sekali.

Sangat penting bagi kita untuk memantapkan niat seperti ini. Tujuannya agar tetap timbul keikhlasan kita ketika menghadapi situasi yang sulit saat melakukan kegiatan pembelajaran. Kesulitan itu bisa berupa kenakalan anak atau hal-hal yang lain.

  1. Siapkan mental
Yang kita hadapi dikelas adalah makhluk yang selalu berkembang, jasmani dan rohani. Bukan seperangkat mesin yang selalu siap dengan apa yang kita perintahkan. Makhluk yang lebih berharga dari emas dan permata.

Kita tahu, emas dan permata itu tidak mudah untuk memperolehnya, kecuali yang sudah siap pakai yang dijual ditoko perhiasan. Setahu saya untuk mendapatkan dua benda berharga itu harus melalui proses yang panjang. Di bumi papua sana emas harus ditambang, ditengah hutan mungkin. Kalau permata belum tahu saya dimana saya harus memperolehnya.

Nah, yang kita hadapi dikelas ini adalah makhluk yang lebih mulia dari dua benda itu. Jika dua benda itu saja harus melalui kerja keras dan sulit untuk memperolehnya, apalagi untuk makhluk yang lebih mulia dari itu, tentu harus melalui kerja yang lebih keras lagi.

Kenapa kita harus bekerja lebih keras lagi? Karena situasi dikelas tidak selalu sesuai dengan yang harapkan. Siswa yang  tidak memperhatikan, dan tidak mau belajar itu yang sering kita jumpai dikelas. Untuk itu kita harus menyiapkan mental baja sebelum memasuki ruangan segi empat yang bernama kelas.

  1. Memahami metode belajar yang beragam
Salah satu penyebab anak didik tidak memperhatikan dan tidak peduli dengan pelajarannya mungkin dikarenakan metode mengajar kita yang monoton, sehingga situasi kelas menjadi sangat membosankan. Saya tahu metode andalan para guru, karena itu satu-satu metode yang dikuasai, yaitu metode ceramah. Agar hal ini tidak terjadi, sudah seharusnya seorang guru menggunakan metode yang beragam dalam menjalankan proses pembelajarannya. (Untuk metode-metode belajar akan dibahas dalam postingan yang berbeda).

Untuk menerapkan metode pembelajaran kita jangan hanya fokus kepada metode-metode yang kita pelajari. Mari kita kembangkan bermacam-macam metode yang dapat memicu kreatifitas anak. Suatu metode yang menjadikan anak didik kita menjadi pribadi yang selalu ingin tahu. Jika hal ini dapat terjadi dikelas kita, apa yang dapat bapak dan ibu bayangkan? Situasi kelas yang menyenangkan bukan?

  1. Memahami teknologi
Seorang guru yang gaptek tentu akan menyulitkan guru itu sendiri. Sekarang sudah jaman modern yang penuh dengan teknologi canggih. Sehingga seorang guru  dituntut untuk mengerti perkembangan teknologi itu. Seorang guru janganlah membuat slide powerpoint saja tidak bisa. Jika memang bapak dan ibu belum bisa membuat powerpoint silahkan bapak dan ibu segera pelajari. Proses belajar yang didukung dengan perangkat teknologi tentunya lebih mengasikkan. Suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat teknologi akan memudahkan para guru, dan tentunya dapat memicu keingintahuan anak didik kita.

  1. Kreatif
Saya tidak ragu dengan kompetensi yang dimiliki oleh para guru. Mampu menjadi guru berarti sudah mengerti dengan bidang keilmuan yang diajarkannya. Dan kegiatan pembelajaran pasti akan lebih mengasikkan jika kita lebih kreatif dalam menyajikan materi pembelajaran. Bentuk kekreatifan ini bermacam-macam, silahkan kita temukan sendiri-sendiri (he he he)


Dengan membawa lima bekal diatas, mudah-mudahan kita dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Suatu proses pembelajaran yang berhasil tentu akan membuat kita merasa lebih bangga juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar